Lokasi pulau ini tidak begitu jauh dari Pulau Bali yang lebih dahulu terkenal. Gili Trawangan, tidak dapat dipungkiri pulau kecil ini merupakan daya tarik Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Untuk menuju lokasi tersebut
perjalanan dari Bengkulu dimulai melalui Bandara Fatmawati Soekarno menuju
Bandara Internasional Soekarno Hatta. Kemudian transit ke Bandara Internasional
Lombok. Lama penerbangan Jakarta– Lombok kurang lebih 1 jam 50 menit. Saat
pemberangkatan ke Lombok tersebut saya bertolak dari Bandara
Soekarno Hatta jam 19.30 WIB dan tiba di
Bandara Inernasional Lombok sekitar jam 21.25 WIB. Namun perlu diingat,
terdapat perbedaan waktu selama 1 jam antara Jakarta dan Lombok, sehingga kami di
Lombok sekitar jam 22.25 Waktu Indonesia Tengah (WITA).
Dari Bandara yang lokasinya di
Kabupaten Lombok Tengah itu, kami menuju resort di Senggigi
yang berlokasi di Lombok Barat dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Lokasi di
Senggigi ini adalah lokasi yang paling tepat karena posisinya paling dekat dengan
Gili Trawangan. Perjalanan ke Gili Trawangan dilakukan keesokan harinya.
Untuk mencapai Pantai Senggigi cukup
berjalan kaki sekitar 5 menit dari resort, bila ingin lebih cepat dapat
menaiki angkutan umum. Pantai tersebut memiliki gapura kuning berbentuk
segitiga sebagai pintu masuk. Tidak jauh dari gapura tersebut berjejer para
penjual cendramata dan aksesoris seperti perhiasan mutiara dan perlengkapan ke
pantai layaknya baju dan topi.
![]() |
Pintu masuk menuju penyeberangan ke Gili Trawangan |
![]() |
Topi-tapi cantik yang ditawarkan pedagang di Pantai Senggigi |
![]() |
Gerai yang menjual aneka perhiasan mutiara |
Tiba di tepi pantai saya
menjumpai agen perjalanan yang menyajikan paket-paket wisata dinataranya
perjalanan ke 3 gili. Gili adalah sebutan masyarakat setempat untuk menyebut
pulau-pulau kecil di sekitar Lombok. Gili yang paling terkenal adalah Gili
Trawangan yang merupakan gili terbesar, kemudian ada Gili Meno dan Gili Air. Gili Trawangan ini
memiliki panjang 3 kilometer dan lebar 2 kilometer. Pulau ini mempunyai
populasi sebanyak 800 jiwa dan mempunyai fasilitas wisata terlengkap
dibandingkan dengan 2 pulau lainnya.
Untuk menuju lokasi tersebut menggunakan perahu motor, namun jarak tempuhnya ke Gili Trawangan hampir 2 jam.
Sedangkan jika ingin lebih cepat, bisa menggunakan speedboat dengan waktu
tempuh sekitar 45 menit. Selama perjalanan, terlihat pemandangan kontras, karena
laut Lombok dikelilingi perbukitan.
Karena lokasinya yang eksotis
tersebut di kaki bukit-bukit kecil itu didirikan resort yang juga eksotis,
sebab tidak menggunakan material bangunan yang merusak. Bangunan merupakan
rumah jerami yang mengadaptasi rumah adat daereh milik Suku Sasak, terdiri dari
kayu dengan atap daun ilalang, namun tetap mewah. Sepanjang perjalanan juga
akan melihat ribuan pohon kelapa yang tingi menjulang, termasuk beberapa
gugusan batu cadas dan tentunya lautan yang air laut berwarna biru tua.
![]() |
Pohon kelapa berjajar rapi di sepanjang pantai |
Pantai Gili Trawangan
Saat perahu yang ditumpangi
hendak merapat di Pantai Gili Trawangan nuansa turis mulai terasa, di tepi
pantai tersebut terlihat ratusan turis sedang berjemur. Ada pula Scuba Diving, Snorkeling, karena pantai
ini keindahan terumbu karang dan biota lautnya bahkan dengan mata telanjang (tanpa
memakai kacamata renang), beberapa diantara turis itu bermain kayak dan
berselancar. Saat itu hanya wisatawan mancanegara yang terlihat, karenanya kupasbengkulu.com
menyebut pulau ini sebagai pulau turis.
![]() | |||
Suasana pantai Gili Trawangan |
![]() |
Para turis tampak asyik berjemur |
![]() |
Pantainya yang eksotis membuat Gili Trawangan menjadi tujuan para turis |
Berdasarkan informasi yang diperoleh
dari guide tempat kami menginap, Gili Trawangan memiliki luas 340 hektar dengan
eksotisme alam yang begitu lengkap. Mulai dari pantainya yang berpasir putih
bersih, deretan pohon cemara, akasia, kelapa dan rumah-rumah jerami bentuk adat
sasak yang sengaja di peruntukkan sebagai hotel di sepanjang pantai menambah
indah panorama yang ada. Ada pula jajaran
tempat duduk berbentuk bale-bale untuk wisatawan berjemur hingga membuat mereka
enggan untuk meninggalkan pantai ini.
Restoran Beragam
Beranjak dari tepi pantai menuju saya
menemui lebih banyak turis yang sedang bersantai di kedai-kedai yang berjejer
ditepi pantai. Kedai tersebut beragam begitu pun makanan yang disajikan, bahkan
terdapat makanan khusus bagi vegetarian. Begitu pun dengan restoran dan cafe,
meski mayoritas turis yang berlibur di pulau tersebut berasal dari Eropa, namun
restoran dan cafe cukup bervariatif. Bahkan ada pula yang bernuansa Timur
Tengah dan Thailand.
![]() |
Aneka makanan untuk vegatarian |
![]() |
Restoran dengan nuansa Timur Tengah |
Hotel Terisi Penuh
Untuk akomodasi pun
lengkap disini, sebab di Gili Trawangan tersedia banyak hotel dan penginapan mulai dari kelas
melati, hotel bernbintang, villa serta bungalow. Namun yang perlu diingat,
karena tingginya minat wisatawan ke lokasi ini jadi jangan heran bila hotel dan
penginapan tersebut terisi penuh. Betapa tidak, kerena akomodasi di Gili
Trawangan menyajikan berbagai fasilitas mewah. Meski pulau tersebut terbilang
kecil, namun hampir setiap hotelnya memiliki kolam berenang dengan konsep
minimalis. Jadi, apabila ingin menginap di pulau ini harus melakukan reservasi
dari jauh-jauh hari.
![]() |
Salah satu resort di Gili Trawangan |
![]() |
Resort dengan kolam renang minimalis |
Bagian paling padat penduduk
pulau ini terletak disebelah timur pulau. Selain hotel dan penginapan pulau ini
juga memiliki fasilitas komplit, mulai dari fasilitas pendidikan maupun
fasilitas kesehatan. Sehingga tidak heran, jika sebagian besar turis memutuskan
untuk tinggal selama beberapa tahun di pulau ini. Namun, berdasarkan info yang
saya dengar, setiap turis yang ingin masuk pulau ini harus menjalani
pemeriksaan kesehatan. Bagi yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS dilarang tinggal
di pulau ini.
Karena tinggal lama di Gili
Trawangan, tidak sedikit turis itu menikah dengan warga setempat. Dan tidak
sedikit pula terlahir warga baru yang merupakan keturunan blasteran. Seperti
Ronaldo, bocah 2 tahun yang saya jumpai sedang asyik bermain bola didepan
sebuah kedai. Ronaldo adalah anak blasteran yang ibunya berasal dari Sunda, sedangkan
ayahnya keturunan Swiss.
![]() |
Sebenarnya ini bola basket, tapi dijadikan bola kaki oleh Ronaldo |
Warga Lokal Fasih Berbahasa
Inggris
Dengan kunjungan wisatawan yang didominasi
dari turis manacanegara, jadi wajar saja bila petunjuk arah, buku panduan
maupun peta didaerah ini dibuat dalam bahasa
Inggris. Warga lokal di Gili Trawangan pun fasih berbahasa Inggris yang
merupakan bahasa internasional itu. Seperti halnya Boni yang sehari-harinya
menjual aksesoris ini. Boni mengaku bisa berbahasa Inggris dengan lancar bukan
karena ia mengikuti kursus bahasa asing, namun kerana terbiasa mendengar
percakapan para turis, sehingga ia pun memahami dan bisa mengucapkannya.
“Lama-lama saya bisa, karena
awalnya banyak turis kalau kita tidak bisa bahasa Inggris mereka tidak jadi
beli. Kadang ada juga turis yang menawar harga aksesoris, kalau salah jawab nanti
bisa rugi,” kata Boni, pria berambut gimbal itu.
Pulau Pesta
Gili Trawangan juga disebut
sebagai Pulau Pesta, karena banyaknya pesta sepanjang malam. Di pulau ini
tempat hiburan secara bergantian melakukan pesta, sehingga tiada malam tanpa
pesta. Masyarakat setempat pun begitu memahami nuansa tersebut, sehingga mereka
bisa menerima kedatangan turis tanpa merasa terusik tanpa menghubungkannya
dengan SARA. Karena, seperti diketahui masyarakat Lombok adalah masyarakat yang
relegius, dengan persentase 94 persen masyarakatnya beragama Islam.
Tak Ada Kendaraan Bermotor
Di Gili Trawangan kendaraan
bermotor dilarang beropersai. Sehingga para turis maupun warga setempat hanya
berjalan kaki, menggunakan sepeda maupuan angkutan dengan bantuan kuda, yakni
kereta kuda sederhana layaknya andong, yang mereka sebut Cikar Dokar Motor atau
disingkat Cidemo. Tarif sewa Cidomo tersebut sebesar Rp 150.000 untuk 3 orang.
Pulau Tanpa Kriminalitas
Berdasarkan sejarah, dahulunya
pulau ini pernah dijadikan tempat pembuangan karena pada waktu itu semua
penjara sedang penuh. Raja yang berkuasa dimasa itu membuang 350 orang
pemberontak Sasak ke pulau ini. Kemudian tahun 1970-an pulau ini dikunjungi
penduduk dari Sulawesi yang kemudian menetap. Namun cerita tersebut telah
berlalu, meski sempat dijadikan tempat pembuangan pemberontak saat ini Gili
Trawangan disebut-sebut sebagai lokasi yang paling aman untuk berlibur, karena
rendahnya tingkat kriminalistas.
“Gili Trawangan kan sudah dikenal
sebagai tujuan wiasata para turis, jadi masyaraat setempat terus mempertahankan
citra itu dengan tidak melakukan tindak kriminal. Lagipula banyak masih banyak
peluang usaha untuk menghasilkan uang, terutama dari sektor wisata, sehingga
tidak pernah terjadi pencurian oleh warga lokal. Bahkan yang ada kasusnya
saling mencuri antara bule itu sendiri, karena mereka kehabisan uang,” papar
guide kami, Fahri.
Menurut salah seorang turis, Gili
Trawangan adalaah tempat terindah yang pernah dilihatnya, sehingga beah
berlama-lama disana.
“Trawangan is wanderful, so beautifull, and I am so happy stay in here
for long time,” kata Bella, turis awal Swedia. (Etri Hayati)
keren kaka:D, pengen juga
BalasHapus