Senin, 23 Februari 2015

Layur, Tradisi Bakar Perahu Masyarakat Enggano



Tinggal di salah satu pulau terluar di Indonesia, sebagian besar masyarakat Enggano di Kabupaten Bengkulu Utara merupakan pelaut. Mereka mahir menerjang ombak meskipun menggunakan peralatan sederhana. Tidak hanya melaut, mereka juga mahir membuat perahu.


Prosesi bakar perahu
Untuk membuat perahu dengan kualitas baik, masyarakat setempat biasa melakukan ritual bakar perahu, yang dikenal dengan istilah Layur, sebagai salah satu tahapan pembuatan perahu. Menurut koordinator kepala suku di Enggano, Iskandar Zulkarnain Kauno, pembakaran perahu dilakukan selama sehari penuh.

Pembakaran dilakukan pada dua sisi perahu

Pembakaran perahu tidak sampai menghanguskan perahu, melainkan hanya sekedar pengasapan yang bertujuan agar permukaan kayu yang baru saja dipahat membuka lebar. Layur dilakukan pada dua sisi agar menjadi seimbang. Pengerjaan satu buah perahu dengan tonese satu ton memakan waktu selama satu bulan.

Jenis kayu yang paling baik untuk dibuat perahu adalah kayu Ketaping, Bayur dan Bintangur yang umurnya berkisar antara 30-40 tahun. Perahu yang biasa dibuat masyarakat Enggano bertonase 800 kilogram hingga 1,5 ton, sesuaii kondisi laut Enggano. (Etri Hayati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar