Rabu, 09 Agustus 2017

Wara-wiri di Borobudur


Siapa sih yang nggak tahu Borobudur? Dulu sewaktu SD saya ingat betul kalau candi Borobudur merupakan satu dari tujuh keajaiban dunia. Bangunan megah dan relegius tersebut dengan mudah ditemui pada sampul buku atau pun menjadi bahasan dalam meteri pelajaran di sekolah. Kini Borobudur telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia. So... kita sebagai orang Indonesia pasti bangga banget kan?

Saya sendiri sudah lama ingin mengunjungi situs sejarah yang fenomenal ini, bersyukur kesempatan tersebut saya dapatkan. Saya pertama kali menginjakan kaki di pelataran Borobudur pada 13 Februari 2017 lalu. Bersama tiga teman dari lainnya (kami dari Bengkulu) perjalanan ke Borobudur di mulai dari Yogyakarta, karena kami menginap di Kaliurang. Dengan menggunakan sepeda motor yang kami dapatkan dengan harga sewa sebesar Rp 50 ribu perhari, perjalanan dari Yogyakarta menuju Borobudur sekitar 1,5 jam. Waktu tempuh tersebut terbilang lama (karena banyak istirahatnya hehe), biasanya hanya sekitar satu jam saja.

Dan bagi yang belum ke Borobudur ini penting banget (saya sendiri baru tahu saat di Borobudur). Ternyata Borobudur berlokasi di Magelang, Jawa Tengah bukan di Yogyakarta seperti yang saya baca dari beberapa sumber. Memang Yogya dan Megelang berdampingan dan mayoritas mempunyai karekteristik yang sama, tapi beda provinsi ya...

So... lanjut cerita lagi ya... sesampainya di gerbang gapura Borobudur hawa terasa berbeda, apalagi di sisi kiri-kanan jalan terdapat persawahan yang cukup luas. Namun untuk memasuki komplek candi masih harus berkendara sekitar beberapa menit. 

Ternyata komplek Candi Borobudur ini cukup luas. Menuju pintu masuk terdapat gerai souvenir yang menyediakan aneka keperluan wisatawan mulai dari topi, kacamata hingga oleh-oleh bernuansa Borobudur. Saat itu kami tiba sekitar jam 10.00 WIB dan cuaca sangat terik. Awalnya kami ingin berjalan santai mengelilingi komplek candi, akhirnya membatalkan niat tersebut, dengan alasan menghemat energi haha... 

FYI, sebelum memasuki komplek candi ada beberapa aturan yang terpampang di layar pengumuman. Salah satunya mengenai larangan penggunaan drone di area candi. Saya sendiri membawa drone saat itu, niatnya sih mau ambil gambar candi dari sudut yang berbeda. Tapi sebagai pengunjung kita harus mematuhi aturan, jadi drone saya dianggurin aja pada waktu itu. Larangan penerbangan drone ini juga berlaku di Candi Prambanan, Candi Ijo dan candi lainnya. Bila tetap ingin mengambil gambar menggunakan drone untuk keperluan tertentu ada prosedur yang harus dijalani terlebih dahulu, seperti mengurus perizinan. 

Selain larangan membawa drone disini juga dilarang memanjat stupa, merokok, mencoret-coret bagian candi dan menggunakan busana minim seperti celana pendek dan rok pendek. Untuk menghormati tempat ibadah pengunjung yang datang dengan celana pendek atau rok pendek akan dipinjamkan kain untuk menutupi bagian tersebut. 

Setelah membayar retribusi yang kala itu sebesar Rp 30 ribu perorang (mungkin sekarang harganya sudah berbeda), kami melewati pemeriksaan barang bawaan, kami akhirnya memutuskan untuk menggunakan kereta taman agar perjalanan lebih cepat dan tidak kehausan. Tarif menaiki kereta taman ini sebesar Rp 7500 perorang, pengunjung juga diberi  sebotol air minerel berlabel “Borobudur”. Asyiknya dengan kereta ini pengunjung dapat mengelilingi taman dengan santai sambil merasakan asrinya pepohonan di sekitar. Hingga akhirnya tiba di pemberhentian yang tepat di depan pintu utama candi.

Sebelum menaiki tangga candi para petugas mengingatkan pengunjung yang mengenakan rok atau celana pendek untuk memakai sarung terlebih dahulu. Sarung yang dimaksud telah disedikan panitia dan harus dikembalikan setelahnya.

Cuaca yang terik membuat kami mengernyitkan kening dan menutupi kepala dengan telapak tangan. Beruntung disini ada penyewaan payung, cukup dengan bayar Rp 5000 penggunaan payung tanpa dibatasi waktu. Setelah digunakan payung tersebut dikembalikan pada petugas yang telah menunggu di pintu keluar.
Yup... kami pun menginjakkan kaki di Borobudur dan antusias menaiki anak tangga yang cukup tinggi satu demi satu, sambil sesekali meneguk air mineral. Dan inilah video kunjungan saya di Borobudur. So Amazing Borobudur...

Video Etri Hayati - Amazing Borobudur